Technologue.id, Jakarta - Hamas secara tiba-tiba menyerang Israel sejak Sabtu, 7 Oktober 2023 lalu. Dibalik penyerangan tersebut, ternyata ada andil dari hacker asal Rusia.
Dikutip dari Albawaba News, Selasa (10/10/2023), hacker Rusia yang dikenal sebagai Killnet itu secara terang-terangan menyatakan perang di dunia siber terhadap Israel.
Baca Juga:
X Uji 3 Level Pelanggan Berbayar, Makin Mahal Makin Sedikit Iklan
Alhasil, banyak serangan siber yang diluncurkan Killnet ke daerah Gaza. Sasaran yang dituju sudah pasti sistem pemerintahan dan persenjataan Israel.
"Anda (pemerintah Israel) bertanggung jawab atas pertumpahan darah ini. Kini, Kami (Killnet) secara resmi menyatakan perang terhadap Anda. Semua sistem pemerintahan Israel akan menjadi sasaran serangan kami," tulis pernyataan Killnet.
Salah satu perusahaan asal Israel yang lumpuh akibat serangan siber dari Killnet adalah kantor berita Jerusalem Post. Hal itu diketahui dari unggahan akun Jerusalem Post di X (Twitter).
"Jerusalem Post menjadi target sejumlah serangan siber pagi ini yang mengakibatkan situs kami lumpuh total. Namun, kami akan kembali dan memberitakan Operasi Pedang Besi dan serangan-serangan mematikan yang dilakukan Hamas," tulisnya.
Sebelumnya, seorang hacker yang menamai dirinya Anonymous Sudan mengklaim telah menargetkan Iron Dome Israel dan telah menyerang aplikasi Alert di Israel.
Baca Juga:
Google dan Apple Terancam Didenda Rp790 Triliun
Sementara di Pakistan, ada kelompok bernama Team Insane PK juga berhasil meretas pembangkit listrik tenaga air di Israel. Sedangkan kelompok hacker Rusia lainnya, Cyber Army of Russia melakukan jajak pendapat untuk menentukan pihak mana yang akan mereka dukung.
Sebagai informasi, pada Sabtu, 7 Oktober 2023 pagi hari, Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) melakukan serangan besar-besaran ke wilayah Israel dalam operasi Taufan Al-Aqsha. Dalam serangan tersebut, Hamas berhasil meluncurkan 5000 roket.