Technologue.id, Jakarta - Banyak hal dalam kehidupan sehari-hari kita sekarang dilakukan secara online, termasuk bagi anak. Oleh sebab itu, orang tua perlu mengajarkan beberapa kebiasaan lain agar anak-anak tetap aman berselancar di dunia maya.
Lucian Teo, Online Safety Education Lead Google Indonesa, mengatakan bahwa keamanan digital keluarga selalu menjadi kekhawatiran orang tua, dan saat ini hal tersebut semakin penting untuk diperhatikan setelah sekolah online menjadi cara belajar-mengajar yang utama.
"Kami menemukan bahwa orang tua dari anak yang bersekolah online merasa lebih khawatir tentang keamanan online daripada mereka yang anaknya bersekolah seperti biasa," ujar Lucian, saat konferensi pers virtual, Selasa (9/2/2021) mengacu pada survei yang dilakukan oleh tim Trust and Safety Research Google.
"Sebagai ayah dari tiga anak yang menggunakan internet dengan cara bermacam-macam, saya sendiri paham bahwa menanamkan kebiasaan yang aman tidaklah mudah," imbuhnya.
Di Hari Internet Aman Sedunia ini, dirinya pun membagikan beberapa tips untuk mengatasi tiga kekhawatiran terbesar orang tua mengenai keamanan anak di dunia maya:
Baca Juga:
Tak Pandang Bulu, Anak Retas Ayahnya Sendiri
Lindungi identitas digital mereka
Menurut Lucian, orang tua mengaku cemas dengan risiko penipuan atau peretasan terhadap akun anak. Lantas untuk melindungi informasi penting anak, ajari mereka cara untuk membuat sandi yang kuat dan tidak mudah ditebak.
"Hindari sandi sederhana yang menggunakan nama, tanggal lahir, atau bahkan karakter kartun favorit," tuturnya.
Ketahui dengan siapa yang mereka bicara
Isolasi sosial adalah konsekuensi yang sulit dari pandemi COVID-19. Anak-anak harus berbicara dengan teman mereka secara online, baik melalui chat teks maupun menggunakan chat suara seperti saat bermain game. Orang tua harus sadar bahwa saluran komunikasi ini juga bisa dimanfaatkan orang tak dikenal yang berniat buruk untuk menghubungi anak-anak. Seperti di dunia nyata, kita harus tahu dengan siapa mereka bicara di internet.
"Coba ajak bicara anak Anda tentang game yang dia mainkan atau video yang dia tonton, serta orang-orang yang dia temui di sana. Saya selalu mengingatkan anak
saya untuk langsung memberi tahu saya saat dia menemui situasi online yang membuat tidak nyaman," jelas Lucian.
Baca Juga:
Daftar Browsing Anak di Libur Akhir Tahun, dari Game Hingga Kpop
Saat menilai apakah sebuah game cocok untuk anak Anda, penting untuk memeriksa tidak hanya kontennya, tetapi juga apakah game itu memungkinkan komunikasi online dengan orang lain. Beberapa game multiplayer hanya menyediakan sedikit opsi interaksi sosial, seperti sekadar memberikan suka (like) dan bukan chat tertulis. Ini cukup banyak mengurangi risiko terjadinya interaksi sosial yang tidak diinginkan.
Tunjukkan konten yang sesuai dengan usianya
Ketakutan jika anak menemui konten yang tidak pantas sudah lama menjadi salah satu kekhawatiran terbesar orang tua, berdasarkan banyak survei. Ada fitur-fitur keamanan keluarga yang dapat dimanfaatkan orang tua untuk membantu melindungi anak dari konten yang mungkin tidak sesuai dengan usianya. Akan tetapi, survei menunjukkan bahwa jumlah orang tua yang menggunakan fitur tersebut masih kurang dari 40%.
Beberapa fitur yang bisa digunakan diantaranya SafeSearch di Google, aplikasi FamilyLink, dan YouTube Kids.