Technologue.id, Jakarta - Sebanyak 267 juta data pengguna Facebook dilaporkan telah dijual di dark web. Data-data ini memuat beragam informasi pengguna yang rawan untuk disalah gunakan.
Dilansir dari Gizchina pada Kamis (23/4/2020), data-data tersebut mencakup nama pengguna, alamat email, tanggal lahir, bahkan nomer telepon. Para peretas membandrolnya dengan harga US$ 600 atau Rp 10 jutaan.
Baca Juga:
Ratusan Data Pengguna Zoom Bocor di Dark Web
Meskipun tidak memuat kata sandi, ratusan data ini berpotensi menjadi sasaran phising. Para penjahat siber bisa saja membuat email phising dengan mengatasnamakan Facebook lalu mengirimnya.
Menurut Bob Diachenko, seorang peneliti yang bertanggung jawab atas temuan ini mengatakan data-data yang bocor ini berasal dari API pihak ketiga atau scrapping. Mereka dengan mudah memanfaatkan celah-celah yang ada.
Baca Juga:
Jadi Informan AS, Upah Rp 77 Miliar Menanti
Bob menyarankan pengguna Facebook untuk memperketat dan mengatur privasi akun. Selain itu, pengguna juga dituntut untuk terus berhati-hati dengan email mencurigakan yang diterima.
Temuan penjualan data seperti ini bukanlah yang pertama. Sebelumnya, ratusan data pengguna aplikasi telekonferensi Zoom juga diobral di dark web.